Popular Posts
-
Definisi Internal Branding Internal Branding Communication memastikan penyebaran dan kehadiran esensi merek antara karyawan dan stakehol...
-
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan membandingkan beberapa hal, antara lain : A....
-
RESUME BAB I PENGANTAR KOMUNIKASI INTERNAL Dalam mencapai tujuannya, organisasi-organisasi menerapkan berbagai sistem ...
-
PT. Pertamina EP merupakan anak perusahaan PT. Pertamina, yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang minyak dan gas bumi di sekto...
-
Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Ketenagalistr...
-
PII Quary merupakan perusahaan swasta asing yang bergerak dalam bidang pertambangan. PII Quary yang terletak di Sorong, Papua, telah ber...
-
PT Fortune Indonesia Tbk Industri komunikasi secara umum di Indonesia, khususnya industri periklanan, telah banyak mengal...
-
Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About Us
Kumpulan Mahasiswa Komunikasi Universitas Brawijaya yang berusaha menyuguhkan seluk-beluk komunikasi internal perusahaan. Kami unik, kami beda, kami satu.
Monday, March 24, 2014
PT. Pertamina EP merupakan anak
perusahaan PT. Pertamina, yang menyelenggarakan kegiatan usaha bidang minyak
dan gas bumi di sektor hulu, meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Karena
minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang terbatas jumlahnya dan
harus memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam menggunakannya dengan bijak,
PT. Pertamina EP berusaha untuk meningkatkan kualitas pekerjanya, yang di
kantor maupun yang ada di lapangan.
Dalam menyeleksi karyawan, PT.
Pertamina EP sangat ketat dan akurat melaksanakannya. Karyawan telah diseleksi
kemampuannya bahkan sejak awal mula mereka mendaftar. Setelah diterima untuk
bekerjapun, PT. Pertamina EP secara terus-menerus meningkatkan kualitas
karyawannya sehingga menjadi karyawan yang tangguh, memiliki keunggulan
kompetitif berkesinambungan, berjiwa wirausaha, profesional, dan bermoral
tinggi. Pengembangan sumberdaya manusia di PT. Pertamina EP dititikberatkan
pada peningkatan personal quality dan
empowerment, dengan memakai standar World Class People, melalui program
Talent Management dan Succesion Planning.
PT. Pertamina EP berusaha
menerapkan standarisasi HSE (Health, Safety, and the Environment) karena dengan
menerapkan HSE, PT. Pertamina EP dapat menjaga harmoni dan lingkungan hidupnya.
Kelalaian dan kesalahan dalam pengendalian operasi dapat menimbulkan insiden,
penyakit akibat pekerjaan, pencemaran lingkungan, dan gangguan kelangsungan
operasi perusahaan. Penerapan HSE diharapkan dapat menciptakan suasana
lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan dinamis sehingga karyawan merasa betah
untuk bekerja.
Sistem HSE dilakukan dalam
berbagai bidang, seperti: penggunaan teknologi tinggi untuk pengeboran, layanan
kesehatan untuk karyawan beserta keluarganya oleh PT. Pertamina EP, melakukan
pelatihan P3K tingkat mahir, melakukan simulasi tanggap darurat medis, dan
Workshop Kesehatan Kerja. Di sektor keamanan dan kesehatan, PT. Pertamina EP
terlihat sangat memperhatikan karyawannya, dilihat dari sisi di mana PT.
Pertamina EP secara aktif dan konsisten mengerjakan berbagai program K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Selain dalam bidang K3, PT.
Pertamina EP juga memelihara budaya komunikasi organisasi yang sehat.
Koordinasi merupakan aktivitas penting yang perlu penekanan dan pembobotan yang
sama pentingnya dengan siklus kinerja kerja yang lain. Terdapat lima perintah
harian yang harus dijalankan oleh seluruh karyawan PT. Pertamina EP dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Lima perintah harian itu antara lain:
1.
Setiap
level organisasi harus mengoptimalkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang
diberikan. Analisis: tiap tingkat atau level dalam organisasi PT. Pertamina
EP yang kompleks mempunyai wewenang, tugas, dan tanggung jawab sendiri-sendiri.
Tiap pribadi karyawan dituntut untuk bekerja profesional sesuai dengan
wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang diembannya. Terdapat pembedaan secara hierarki
antara atasan dan bawahan, sesuai dengan wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya
masing-masing.
2.
Pejabat
sementara mempunyai kewenangan yang sama dengan pejabat definitif kecuali
terkait organisasi dan mutasi. Analisis: pekerja sementara ataupun tetap
dalam bidang yang sama mempunyai wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang sama
dalam hal operasional, tetapi berbeda wewenang dalam hal organisasi dan mutasi.
Hal ini dibuat untuk membedakan hak antara pekerja sementara (mutasi) dengan
pekerja tetap. Juga sebagai salah satu kebijakan agar tidak terjadi kecemburuan
sosial. Contoh dalam bidang organisasi dan mutasi: kenaikan pangkat dan
permintaan mutasi ke daerah-daerah tertentu.
3.
Bawahan
tidak boleh mengembalikan wewenang pada atasannya untuk perlindungan diri. Analisis:
Bawahan walaupun pihak yang lemah kekuasaannya, bukan berarti bisa seenaknya
menyalahkan atasan. Seperti yang telah dikatakan pada butir satu, setiap level
punya wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang diberikan. Artinya harus ada
koordinasi yang baik antara pemberi wewenang dan penerima wewenang. Karyawan
bertanggung jawab dengan wewenang yang diberikan oleh atasan dan tidak boleh
menyerang atasan dengan mengembalikan wewenang yang diberikan dengan alasan
perlindungan diri. Misalnya: pelaksanaan tender
yang overbudget karena biaya
operasional yang membengkak. Bawahan tidak boleh serta-merta menyerahkan
kesalahan kepada atasannya dengan alasan kesalahan budgeting.
4.
Setiap
bawahan harus memberikan masukan yang lengkap sesuai dengan job description jika
keputusan yang diambil oleh atasan berdasarkan masukan yang tidak lengkap, maka
bawahan ikut menanggung resiko. Analisis: baik atasan maupun bawahan sama-sama
mempunyai tanggung jawab. PT. Pertamina EP berusaha memberikan pengertian
kepada karyawannya untuk bisa bertanggung jawab dengan hak dan kewajibannya
masing-masing dan bekerja secara profesional. Bukan hanya dalam pelaksanaan di
lapangan, pentingnya efektifitas komunikasi dalam kasus ini sangat ditekankan.
Jika bawahan tidak memberikan informasi yang lengkap sehingga mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh atasan, baik bawahan dan atasan harus ikut
menanggung resikonya. Kesalahan anggota tim adalah kesalahan tim. Kerjasama dan
koordinasi dalam tim sangat dijunjung tinggi.
5.
Setiap
anggota dalam suatu tim harus bertanggung jawab kepada team leader dan tidak
memperhatikan level/jabatan dalam eksisting organisasi. Analisis: Walaupun
bersifat hirarkikal, wewenang khusus dalam kasus atau lebih tepatnya proyek
khusus berlaku. Meskipun seseorang adalah bawahan, jika ia menjadi team leader dalam
suatu tender, maka atasan ikut dalam tender tersebut harus menghargai dan patuh
pada sang team leader yang merupakan bawahannya
Jika
ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan sendiri, maka persoalan tersebut
dikemukakan kepada rekan, atasan, atau bawahan untuk didiskusikan dan dicari
penyelesaiannya. Selanjutnya, persoalan tersebut akan didokumentasikan dengan
tujuan agar suatu saat ada masalah seputar penyelesaian atau persoalan
tersebut, ada dokumentasi yang telah direkam dengan baik dan dapat
dijustifikasi.
Dari beberapa contoh di atas,
dapat disimpulkan bahwa PT. Pertamina EP secara aktif menjaga dan meningkatkan
kualitas karyawannya, bukan hanya dalam aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) saja melainkan juga dalam hal budaya komunikasi organisasi. Meskipun
hierarki PT. Pertamina EP sangat kompleks, komunikasi antarlevel dan sesama level
tidak kaku karena sistem dan alur komunikasi yang kaku dapat menghambat
penyebaran informasi dalam organisasi PT. Pertamina EP. Dilihat dari kebutuhan
akan kerjasama tim yang tinggi, hubungan antarkaryawan dapat dikatakan
long-term relationship. Karyawan diminta untuk dapat menyelesaikan masalahnya
dengan karyawan lain (seputar operasional perusahaan). Akan tetapi jika hal
tersebut tidak dapat dilakukan, maka persoalan tersebut akan ditangani secara
organisasional dan direkam dan direkap untuk kebutuhan masa mendatang.
PT.
Pertamina EP juga menekankan keseimbangan hak dan kewajiban antarkaryawan dan
karyawan-perusahaan sehingga tidak terjadi ketimpangan yang dapat menyebabkan
perpecahan dalam internal yang berujung pada terganggunya siklus organisasi
dalam mencapai tujuannya.
PT Fortune Indonesia Tbk
Industri komunikasi secara umum di
Indonesia, khususnya industri periklanan, telah banyak mengalami suka duka.
Banyak perusahaan yang tumbang dan tak pernah terdengar lagi. Fortune telah
menikmati 41 tahun kesuksesan di industri ini, lulus dari berbagai ujian yang
menerpa perekonomian Indonesia.
Salah satu faktor yang berkontribusi
besar dalam kesuksesan PT Fortune Indonesia Tbk bertahan dalam kurun waktu
empat dasawarsa ini adalah budaya kekeluargaan. Di Fortune semua orang adalah
anggota keluarga, semua orang harus dihormati, dan disyukuri keberadaannya
sebagai kontributor kemajuan perusahaan.
Pak
Indra Abidin sebagai pimpinan perusahaan membangun budaya ini sejak awal,
mengingat waktu yang dilalui di kantor lebih lama daripada waktu yang dilalui
di rumah. Kalau kantor tidak dianggap sebagai keluarga, bagaimana caranya agar
warga dapat merasa betah, bahagia dan menemukan dunianya di Fortune. Pak Indra
mengajarkan warganya untuk selalu menjaga sapaan yang penuh hormat kepada semua
orang, dari pimpinan sampai office boy dan satpam. Kesantunan
adalah hal yang diwajibkan. Setiap warga harus dipanggil dengan sebutan
"Ibu" dan "Bapak" – menunjukkan penghargaan dan
penghormatan. Budaya inilah yang dianggap sebagai implementasi budaya Timur di
tengah tuntutan kompetisi global. Dengan budaya ini Pak Indra Abidin menetapkan
"positioning" PT Fortune Indonesia Tbk sebagai perusahaan lokal,
paling faham budaya Indonesia, dan berkualitas internasional. Komunikasi sarat
dengan unsur budaya. Maka kemampuan memahami budaya Indonesia menjadi aspek
yang sangat penting dalam menciptakan diferensiasi Fortune dalam industri
komunikasi yang didominasi pemain multinasional.
Dalam
membangun budaya kekeluargaan ini komunikasi internal sangat penting. Menurut
riset perusahaan-perusahaan yang menerapkan komunikasi internal yang baik akan
menikmati kesuksesan yang berkelanjutan (sustainable). Hal ini dapat
dimengerti mengingat perusahaan digerakkan oleh manusia. Manusia adalah makhluk
sosial yang memiliki hati dan rasa, bukan mesin yang hanya butuh oli dan maintenance teknis.
Bahkan perusahaan-perusahaan yang padat modal pun mengandalkan manusia untuk
menjalankan mesin-mesin, dan menciptakan inovasi-inovasi mesin terbaru.
Manfaat komunikasi
internal di PT Fortune Indonesia
Tbk
1.
Komunikasi internal membangun pemahaman,
kebanggaan, keterlibatan dan internalisasi visi, missi serta nilai-nilai
perusahaan. Internalisasi tersebut menciptakan aplikasi nilai-nilai dalam
keseharian kegiatan usaha, dan membangun budaya perusahaan yang dibutuhkan
untuk dapat mencapai visi missi perusahaan. Warga yang faham akan perilaku yang
diharapkan perusahaan dalam pembangunan budaya usaha akan mudah menciptakan
"allignment" antara nilai yang dianutnya dengan nilai perusahaan.
Budaya inilah yang dibutuhkan untuk membangun "brand" perusahaan, di
mana semua pihak mendapatkan pengalaman dan perlakuan yang seragam, sesuai
standard yang telah ditetapkan. Kepuasan konsumen dan kualitas layanan
dihasilkan dari internalisasi yang berkelanjutan dari nilai-nilai tersebut.
2.
Komunikasi internal menciptakan dukungan
terhadap kebijakan manajemen dan upaya-upaya transformasi usaha dalam menjawab
tantangan pasar. Perubahan tak pernah enak dan seringkali mengganggu
"status quo". Tanpa dukungan dari seluruh warga, mustahil
transformasi dapat berjalan efektif. Padahal perusahaan yang menang di kemudian
hari adalah perusahaan yang mampu beradaptasi dan melakukan transformasi
secepat atau lebih cepat dari transformasi pasar. Perlu terjadi diskusi,
keterlibatan dan motivasi untuk menciptakan kebanggaan dan dukungan penuh
terhadap kebijakan-kebijakan tersebut.
3.
Komunikasi internal membuat warga mengerti apa
yang dilakukan oleh bagian-bagian lainnya, menciptakan perasaan satu kesatuan
dalam sebuah keluarga besar yang bekerja untuk satu impian. Hal ini membangun
kebanggaan, rasa kedekatan dan semangat untuk berkontribusi terhadap cita-cita
bersama. Berbagai perbedaan dan konflik akan dapat diselesaikan dengan adanya
pandangan terhadap cita-cita bersama tersebut. Komunikasi internal membuat
warga merasa penting, dihargai, dan dihormati. Apresiasi terhadap prestasi
warga di muka umum akan memberi motivasi dan inspirasi untuk berlomba-lomba
meraih prestasi.
4.
Warga yang termotivasi, bangga dan menjadi
bagian dari transformasi usaha akan menjadi duta dari perusahaan (corporate
ambassador) secara sukarela. Dilengkapi dengan panduan komunikasi, seluruh
warga akan menjadi komunikator dan promotor perusahaan di manapun mereka
berada. Dengan adanya social media, seluruh warga perlu
diberdayakan agar dapat secara efektif menjadi PR perusahaan di
komunitas-komunitas online dan offline di mana mereka berada. Hal ini tentu
akan membangun reputasi dan citra positif perusahaan, dan pada akhirnya efektif
membangun ekuitas brand perusahaan.
5.
Komunikasi internal juga menjadi salah satu
syarat implementasi strategi usaha. Seringkali strategi usaha yang sempurna,
tak bercelah, tak dapat diimplementasikan karena tidak dikomunikasikan dengan
baik pada para implementor strategi tersebut.
Jenis-jenis komunikasi
internal PT Fortune Indonesia
Tbk
Dalam hal ini perlu dilihat dua jenis
komunikasi yaitu komunikasi perusahaan terhadap seluruh warganya, yang
dilakukan oleh divisi Human Capital Development bekeja sama
dengan divisi Komunikasi Korporat, serta komunikasi kepemimpinan dari setiap
pemimpin.
Komunikasi internal perusahaan dapat
dilaksanakan dengan beberapa cara:
· Mekanisme umpan balik, termasuk riset dan
monitoring secara berkala, untuk mengetahui aspirasi, persepsi, ekspektasi dan
harapan warga perlu menjadi dasar dari segala kegiatan komunikasi internal.
Riset ini dapat berupa Internal Communications Audit dan Employee Engagement
Survey. Monitoring dapat berupa monitoring melalui media sosial, pertemuan
reguler, kotak opini dan hotline service internal. Berbagai kegiatan komunikasi
internal perlu diukur keberhasilannya di akhir periode dengan menggunakan
mekanisme ini, sehingga perusahaan dapat menilai kegiatan apa yang efektif dan
layak diberikan alokasi bujet, serta yang tidak efektif.
· Kick off awal tahun: membangun
"excitement" terhadap target, cita-cita perusahaan pada tahun yang
akan berjalan. Perlu diciptakan suasana motivasi tinggi. Seluruh pembicara
harus siap menjadi motivator. Kebanggaan dan kebersamaan team kecil pun perlu
dibangun selain pembangunan jaringan dan sinergi secara luas.
· Townhall meeting: pertemuan seluruh warga
untuk membahas mengenai kebijakan besar perusahaan, biasanya disampaikan
langsung oleh pemimpin perusahaan. Kegiatan ini harus dibuat menarik, tidak
membosankan dan secara efektif menyampaikan perkembangan yang signifikan dalam
perusahaan. Pimpinan-pimpinan senior harus menjadi contoh dengan menghadiri
acara ini dan memberikan motivasi pada seluruh warga yang dipimpinnya untuk
hadir. Setelah acara selesai, sampaikan kelanjutan dari acara tersebut, dan apa
yang diharapkan dari seluruh warga.
· E-newsletter, intranet, internal blog,
pengumuman perusahaan: secara berkala perusahaan perlu menyampaikan
berita-berita perkembangan usaha, visi missi dan nilai usaha dari berbagai sisi
pandang, dan penghargaan atas prestasi warga.
·
Kartu ucapan pribadi dari CEO/pimpinan usaha
untuk hari ulang tahun atau untuk menghargai prestasi khusus.
·
Breakfast meeting di mana CEO dapat
mendengarkan secara langsung masukan dari staf dari berbagai divisi.
·
Portal interaktif sebagai pusat informasi:
kebijakan perusahaan, perkembangan terkini, warga berprestasi, kemajuan
industri, persaingan, trend konsumen, penemuan-penemuan terkini, regulasi
pemerintah dan berbagai informasi penting lainnya yang dapat diakses kapan saja
oleh seluruh warga.
· CSR yang melibatkan warga: warga dapat
dilibatkan dari penciptaan ide, perencanaan, implementasi lapangan, monitor dan
evaluasi kegiatan CSR. Keterlibatan ini dapat membangun kebanggaan, perasaan
berharga dan dibutuhkan, serta menciptakan motivasi yang tinggi.
· Manual komunikasi: Kebijakan, tata cara dan
prosedur komunikasi korporat di mana warga dapat memahami kapan mereka dapat
berkomunikasi ke pihak luar dan kapan hal tersebut harus dilakukan oleh
pimpinan perusahaan atau pelaksana fungsi komunikasi korporat. Warga pun perlu
faham bagaimana caranya mereka dapat menjadi "duta usaha" secara
efektif melalui berbagai medium, online dan offline, apa saja yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dalam berbagai forum. Pembangunan brand pribadi (personal
branding) setiap warga perlu diselaraskan dengan pembangunan brand perusahaan.
Manual ini juga berfungsi sebagai panduan bagi manajemen untuk mampu
berkomunikasi secara efektif, memberdayakan warganya dalam mencapai cita-cita
bersama.
Komunikasi
kepemimpinan PT Fortune Indonesia
Tbk
Selain komunikasi yang
dijalankan oleh perusahaan setiap pemimpin dalam perusahaan, baik pemipin
puncak maupun menengah perlu menjalankan komunikasi yang baik dengan setiap
warga yang dipimpinnya dan di luar divisinya. Dalam hal ini penerapkan
kebiasaan pemimpin efektif menjadi sangat penting:
· Bersikap proaktif, dilandasi pemikiran
positif. Setiap pemimpin tidak pernah boleh menyalahkan pimpinan di atasnya
atau memberikan alasan-alasan atas ketidak berhasilan. Setiap pemimpin harus
menjaga komunikasinya sebagai komunikasi pemenang, dan bukan komunikasi
pecundang. Bahasa yang digunakan harus benar-benar diperhatikan sebagai dasar
dari komunikasi kepemimpinan.
· Menetapkan tujuan dan menterjemahkannya secara
detail dan jelas agar seluruh anggota team terlibat didalamnya. Semua perbedaan
perlu dikonfrontasi dengan "cita-cita bersama" sebagai pemersatu.
· Menetapkan skala prioritas bagi team,
"batu besar" yang paling penting dalam mencapai tujuan. Penetapan
prioritas yang jelas akan memudahkan warganya untuk mengelola sumber daya yang
terbatas.
· Mendengar: the greatest leaders are the
greatest listeners. Dengan mendengarkan, memahami aspirasi, persepsi dan
harapan warga yang dipimpinnya setiap pemimpin akan mampu menemukan cara untuk
membangun motivasi dan memberdayakan seluruh warganya mencapai cita-cita
bersama
· Selalu berfikir win win: setiap kelompok
memiliki tantangan masing-masing, dan tak mudah membangun keselarasan
kepentingan seluruh pihak. Setiap pempimpin bertugas membangun komunikasi
konstruktif untuk menciptakan solusi win win bagi seluruh team.
·
Membangun sinergi: pemimpin efektif giat
membangun sinergi di dalam kelompok yang dipimpinnya. Dengan adanya diskusi
yang terbuka, memberikan kesempatan bagi seluruh warga menyampaikan pendapat,
berdebat, menciptakan ide-ide kreatif dan inovasi-inovasi yang dapat membawa
menuju cita-cita, pemimpin menciptakan kebersamaan yang konstruktif,
menghasilkan lebih besar daripada kalau setiap warga bekerja sendiri secara
terpisah. Dalam hal ini pemimpin harus meletakkan ego di tempat paling
belakang. Seringkali tidak penting menjadi "yang paling benar" kalau
hal tersebut dapat menciptakan keretakan hubungan atau melemahkan dukungan.
Sinegi membutuhkan kedekatan emosional, bukan hanya rasional.
·
Mengasah gergaji: setiap pemimpin perlu
sensitif dalam mengukur temperatur tim kerjanya, dan membangun stabilitas tim
kerjanya agar selalu "tajam". Pemimpin efektif mendorong semangat
warganya untuk mengasah gergajinya dengan selalu mengejar ilmu, berolah raga,
membangun jaringan secara luas dan lain-lain. Komunikasi berperan dalam
memotivasi warga untuk ingat bahwa kualitas hanya akan dapat dihasilkan oleh
warga yang "tajam", dan tidak "tumpul" alias sering sakit,
tak faham perkembangan dunia dan tak mau bergaul.
Pada akhirnya,
komunikasi internal yang baik membangun kebiasaan pemimpin-pemimpin yang
efektif. Dan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan perlahan-lahan menjadi
"gaya hidup" dan "budaya" perusahaan, apabila secara
konsisten dan reguler dijalankan, diperbaharui dan dijaga
"kesegarannya".
Monday, March 10, 2014
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan membandingkan beberapa hal, antara lain :
A. Tujuan organisasi
Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan
sektor swasta. Perbedaan menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada
sektor swasta terdapat tujuan untuk memaksimumkan laba (profit motive),
sedangkan pada sektor publik adalah pemberian pelayanan publik dan penyediaan
pelayanan publik.
Tetapi meskipun tujuan utama sektor publik adalah pemberian
pelayanan publik, tidak berarti organisasi sektor publik sama sekali tidak
memiliki tujuan yang bersifat finansial. Organisasi sektor publik juga memiliki
tujuan finansial, akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis,
konseptual, dan operasionalnya dengan tujuan profitabilitas sektor swasta.
B. Sumber pembiayaan
Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari
sumber pendanaan organisasi atau dalam istilah manajemen keuangan disebut
struktur modal atau sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik berbeda
dengan sektor swasta dalam hal bentuk, jenis dan tingkat risiko. Pada sektor
publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi, charging for service,
laba perusahaan milik negara seperti BUMN/BUMD, pinjaman pemerintah berupa
utang luar negeri dan obligasi pemerintah, penjualan aset negara, dan
pendapatan lain - lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk sektor swasta sumber pembiayaan
dipisahkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan internal
terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained
earnings) dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank,
penerbitan obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari
publik.
C. Pola pertanggungjawaban
Manajemen pada sektor swasta bertanggung jawab kepada pemilik
perusahaan (pemegang saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor
publik manajemen bertanggung jawab kepada parlemen dan masyarakat karena sumber
dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik
berasal dari masyarakat (public funds). Pola pertanggungjawaban di sektor
publik bersifat vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban vertikal (vertical
accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
ototritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada pemerintah pusat. Pertanggungjawaban horisontal (horisontal
accountability) adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
D. Struktur organisasi
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda
dengan sektor swasta. Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis,
kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur organisasi pada sektor swasta lebih
fleksibel. Salah satu faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor
swasta adalah adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi sektor
publik. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik,
akan sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik.
Sektor publik memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor
swasta.
E. Karakteristik anggaran dan stakeholder
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik
rencana anggaran dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk
dikritisi dan didiskusikan., anggaran bukan sebagai rahasia negara. Sementara
itu, anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup bagi publik karena anggaran
merupakan rahasia perusahaan.
Dari sisi stakeholder, pada sektor publik stakeholder dibagi
menjadi dua yaitu internal dan eksternal, pada stakeholder internal antara lain
adalah lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya), Kelompok politik
(partai politik), manajer publik (gubernur, BUMN, BUMD), pegawai pemerintah.
Stakeholder eksternal pada sektor publik seperti masyarakat pengguna jasa
publik, masyarakat pembayar pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi
yang menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi, Bank
sebagai kreditor pemerintah, Badan - badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan
sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan datang.
Pada sektor swasta, stakeholder internal terdiri dari
manajemen, karyawan, dan pemegang saham. Sedangkan stakeholder eksternal
terdiri dari bank, serikat buruh, pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan,
masyarakat, serikat dagang dan pasar modal.
F. Sistem akuntansi yang digunakan
Pada sektor swasta sistem akuntansi yang biasa digunakan adalah
akuntansi yang berbasis akrual (accrual accounting). Sedangkan pada sektor
publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis kas ( cash basis
accounting ).
G. Tolak Ukur
Tolak
ukur organisasi sektor publik sulit diidentifikasi secara jelas, apakah
pencapaian kepuasan masyarakat, keberhasilan dalam memanfaatkan dana sesuai dgn
anggaran atau efisiensi dan efektifitas kegiatan sedangkan sektor swasta lebih
jelas dalam pengukurannya yaitu mencari laba.
PII Quary
merupakan perusahaan swasta asing yang bergerak dalam bidang pertambangan. PII
Quary yang terletak di Sorong, Papua, telah berdiri sejak tahun ... Banyak hal
telah dilakukan PII Quary dalam mengembangkan potensi dan keahlian karyawannya,
salah satunya dengan membina hubungan baik antarkaryawan. Banyak
kegiatan-kegiatan yang dilakukan PII Quary agar karyawan-karyawannya menjadi
lebih dekat, merasa memiliki dan bertanggung-jawab dalam setiap tugas dan
kewajiban mereka. Ada satu kegiatan internal yang PII Quary lakukan tahun 2012
silam dalam rangka mendekatkan publik internal dan eksternalnya, yaitu
mengadakan perlombaan hari Kemerdekaan RI ke-67.
PII Quary
mengadakan serangkaian acara dalam rangka merayakan hari Kemerdekaan RI di
Sorong, Papua. Rangkaian acara dimulai pada tanggal satu hingga empat Agustus
dan diakhiri pada acara puncak pada tanggal 11 Agustus. PII Quary membuat
banyak perlombaan, di antaranya: tarik tambang, makan kerupuk, lomba mendayung,
bahkan lomba voli. Hadiah yang diberikanpun tidak tanggung-tanggung, sampai
jutaan rupiah. Sedangkan untuk anak-anak, ada perlombaan menyusun batu yang
berhadiah perlengkapan sekolah. Acara ini mendapatkan respon yang hangat dari
karyawan serta masyarakat setempat.
Tidak hanya
mengadakan rangkaian acara 17an, PII Query juga mengadakan buka puasa bersama
karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. Buka puasa ini dihadiri oleh karyawan,
masyarakat, juga pemerintah. Dan kegiatan PII Query ini disambut dengan baik
oleh Pemerintahan Kota Sorong.
Kegiatan internal
yang dilakukan PII Quary sangatlah menggugah keinginan karyawannya untuk
bergabung. Selain diiming-imingi hadiah yang begitu banyak, karyawan juga
merasa terdorong untuk berlomba karena manusia pada dasarnya mempunyai insting
untuk berlomba. Di sini dapat dilihat PII Quary menggunakan teknik
Stimulus-Respon dalam menggaet minat keikutsertaan karyawannya dalam
lomba-lomba.
Melalui
lomba-lomba ini, karyawan PII Quary diharapkan untuk semakin dekat dan mengenal
sesama karyawan yang lain. Lomba-lomba yang ringan dan menyenangkan bisa
dijadikan hiburan dan selingan di antara waktu-waktu kerja yang padat dan
menegangkan. Salah satu kegiatan yang berhasil untuk mengikat keutuhan
komunikasi dan interaksi karyawan yang bersifat non-formal.
Perusahaan
Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi
semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Ketenagalistrikan di Indonesia
dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan
pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik
untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV. NIGM
memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di
bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya.
Dalam mengelola hubungan yang baik
dengan masyarakat PT. PLN memerlukan humas yang mana humas adalah kegiatan
komunikasi dalam organisasi yang berlangsung dua arah dan timbal balik. Humas
merupakan wadah titik temu antara pihak manajemen perusahaan dengan karyawannya
melalui keterbukaan informasi yang difasilitasi oleh humas, maka akan terjadi
hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan karyawan, maupun antar sesama
karyawan sendiri. Sehingga secara structural/ideal peran yang dimainkan oleh
humas dalam menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi mempunyai andil
yang besar dalam menciptakan stabilitas perusahaan dan kepuasan. Sasaran humas
adalah publik internal dan eksternal agar tertanam usaha untuk memperoleh
pengertian good-will, kepercayaan, penghargaan dari publik
suatu badan khususnya, dan masyarakat umumnya dimana secara operasional humas
bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan
mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi diantara keduanya.
Di dalam humas terdapat beberapa sasaran yang menjadi acuan yakni sasaran humas
internal dan sasaran humas eksternal.
Pada dasarnya yang menjadi sasaran
internal humas yakni orang atau institusi yang berada di dalam perusahaan ini
seperti hanya dengan karyawan PT. PLN itu sendiri yang terdiri dari beberapa
jenjang struktur di wilayah yakni meliputi: manajer, instruktur, asisten
manajer administrasi dan keuangan, supervisor administrasi, terampil administrasi
SDM, terapil sekertariat, terampil wisma, supervisor keuangan, akuntansi,
asisten manajer pengembang diklat, AMU pengembangan materi, AMU labortorium,
terampil administrasi pengembangan diklat, asisten manajer pemasaran dan
pengajaran, AMU/AMP pemasaran diklat, supervisor pengajaran dan karyawan
lapangan lainnya. Pada sasaran internal humas PT. PLN ini ditujuankan agar para
karyawan merasa nyaman dan saling bisa bekerjasama dalam memajukan perusahaan
serta organisasi – organisasi yang menjadi penunjang dalam bergeraknya
perusahaan.
Pelayanan yang baik tidak terlepas
dari hubungan yang harmonis antara PT. PLN dengan publiknya, Menurut Oemi
Abdurachman kegiatan internal Publik Relations terdiri dari informasi-informasi
tentang operasional atau aktifitas perusahaan dapat disebarluaskan kesegenap
karyawan dilingkungan perusahaan, salah satunya melalui media komunikasi
tertulis, media tercetak dalam format majalah, buletin, news realease dan
media cetak lainnya. Dengan demikian tujuan utama dari penerbitan majalah
internal PT. PLN adalah:
1. Membuka saluran komunikasi internal
dilingkungan PT. PLN sehingga sebagai pegawai dapat mengetahui berbagai
informasi dan kebijakan yang berkaitan dengan aktifitas perusahaan.
2. Memberikan kesempatan kepada manajemen dan
pegawai untuk menuangkan secara tertulis gagasan atau ide-ide yang inovatif
bagi kemajuan perusahaan sehingga bisa memberikan nilai positif bagi perusahaan
dan pegawai.
Usaha-usaha untuk dapat lebih
mengeratkan hubungan yang harmonis antara para karyawan PT. PLN, agar mereka
dapat lebih mengenal satu sama lainnya (termasuk keluarganya), maka
kegiatan-kegiatan olahraga, darmawisata, anjang sono, dan kegiatan-kegiatan
lainnya dapat dilakukan dan fasilitas-fasilitasnya disediakan oleh PT. PLN.
Dalam melakukan pekerjaannya pegawai selalu dihadapkan pada perhatian,
pengertian dan penerimaan mereka pada setiap informasi yang mereka
terima. Hal ini diharapkan sesuai dengan tujuan internal publik
relation menurut Griswold dalam buku Oemi dikemukakan bahwa:“Mencapai karyawan
yang mempunyai kegairahan kerja”.(Abdurachman, 2001:34)
Kegiatan Internal
Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik
internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang
berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti
karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan
sebagainya
Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari
organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang
terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan
begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Powered by Blogger.